Senin, 14 Desember 2015

Contoh makalah tentang Drama



KATA PENGANTAR
            Segala puji bagi allah,rabb semesta alam  Shalawat dan salam  semoga tercurah dan terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan hidup kita memegang teguh dua pusaka yang tidak akan menggelincirkan manusia ke dalam kehinaan dan kesesatan. Sebaliknya  keduanya akan membimbing kita kepada cahaya dan keselamatan,yaitu Al-quran dan Al-hadist.
            Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas kelompok pada mata pelajaran bahasa indonesia, tentang ”menggunakan intonasi, lafal, mimik, yang sesuai dengan watak tokoh dalam pementasan drama”.
  meskipun makalah ini kurang lengkap, akan tetapi kami berharap kepada allah SWT. Semoga banyak hikmah dan manfaat yang  dapat kita ambil, oleh para pembaca terlebih bagi diri kami sebagai penyusun yang sangat membutuhkan hikmah demi kelancaran atas terlaksananya menyusun makalah ini.
Walaupun kami telah mengupayakan semaksimal mungkin jelas sajian makalah  ini masih banyak kekurangannya, Oleh karena itu Kritik dan Saran yang bersifat membangun dari para pembaca,sangat kami harapkan.           
Terima kasih.  
jazakumullah khairan katsira.





Sukasari 10 februari 2014

Penulis            


                                                                                                                 
DAFTAR ISI

Kata pengantar †† i
Daftar isi†† ii
Bab I Pendahuluan
1.      Latar belakng masalah †† iii
2.      Tujuan†† iii
3.      Rumusan masalah †† iii

Bab II Pembahasan
1.      Pengertian Drama††1
2.      Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam drama†† 1
3.      Teknik pemunculan pemain drama †† 2
4.      Memerankan drama †† 3


Bab III Penutup
1.      Kesimpulan †† 5
2.      Kritik saran †† 5
3.      Daftar pustaka †† 6








BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar belakang masalah
            Drama merupakan sebuah bentuk karya sastra yang dipersiapkan sebagai suatu karya seni yang dipentaskan. Tokoh-tokoh dalam drama baru akan hidup bila dialog-dialog yang terdapat dalam naskah diperankan dengan penuh penghayatan sesuai karakter tokoh itu. Untuk itu,  seorang pemeran drama harus dapat menghayati tokoh yang diperankan, menyesuaikan lafal, menggunakan intonasi, dan tekanan yang tepat pada dialog-dialog yang diucapkan sesuai tuntutan naskah.
Keberhasilan bermain drama diawali dengan keberhasilan membaca naskah drama. Sebagai latihan awal untuk bermain drama adalah menguasai karakter tokoh yang akan diperankan. Karakter watak tokoh meliputi gerak-gerik, mimik, dan intonasi yang sesuai dengan petunjuk dalam naskah drama.


2.      Tujuan
            Setelah membaca dan mempelajari isi makalah ini di harapkan siswa dapat memahami apa yang di sebut dengan drama. Sehingga mampu memerankan drama dengan sebaik-baiknya.

3.      Rumusan masalah
A.    Apa yang di sebut dengan drama?
B.     Teknik apasajakah yang ada dalam pemunculan drama?
C.     Potensi apasajakah yang harus di siapkan untuk memerankan drama?



BAB II
MENGGUNAKAN INTONASI LAFAL, MIMIK YANG SESUAI DENGAN WATAK TOKOH DALAM PEMENTASAN DRAMA

1.     Pengertian Drama
     Drama berasal dari kata yunani yaitu draomai yang berarti berbuat, bertindak, berkreasi,dan sebagainya. Jadi kata drama dapat di artikan sebagai perbuatan atau tindakan. Secara umum pengertian drama adalah karya sastra yang di tulis dalam bentuk dialog dengan maksud di pertunjukan oleh aktor.
     Pada sebuah pementasan drama seorang tokoh atu pemain harus memperhatikan  penggunaan intonasi, lafal, gerak-gerik,mimik yang tepat.
1.      Lafal
Lafal adalah cara pengucapan bunyi bahasa, baik yang berupa kata, kelompok kata,maupun kaliamat. Melalui lafal pemain drama dapat menyampaikan pesan, untuk itu pemain harus mampu menjaga pelafalannya.
2.      Intonasi
Intonasi adalah musik kalimat, yaitu ketepatan penyajian tinggi rendahnya suara nada. Intonasi membantu mengungkapkan ekspresi kejiwaan.
Misalnya: Untuk ekspresi marah maka intonasi suara meninggi.
3.      Mimik/Gerak-gerik
Mimik ada tiga macam di antaranya adalah :
a.       Mimik
Adalah gerak-gerik wajah atau raut muka
b.      Pantonim
Adalah gerak-gerik tubuh.
c.       Pantomimik
Adalah gabungan dari mimik dan pantonim.

2.     Hal-hal yang harus perlu di perhatikan
       Agar berhasil memerankan tokoh dalam sebuah pementasan drama, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
Ø  Bacalah kata-kata dengan jelas terdengar. Ucapkan tiap suku kata dan kata dengan jelas, mulut terbuka sehingga nyaring.
Ø  Perhatikanlah ketepatan intonasi dan suara setepat mungkin. Misalnya: irama, diksi, tempo, dinamik, volume, enjabement, dan ketepatan perasaan dengan isi.
Ø  Jiwailah isi sesuai tokoh yang akan diperankan.
Ø  Bersikap wajar dan tidak dibuat-buat.
Ø  Berlatihlah improvisasi dan dramatisasi dalam bentuk mengucapkan kalimat-kalimat dialog sesuai dengan peranannya dan watak yang dilakonkan.
Ø  Lakukan gerak-gerik dan mimik secara wajar sesuai dengan peran.
Ø  Pilihlah pelaku sesuai dengan kemampuan dalam membaca, sikap, gerak-gerik, penjiwaan, dan pemeranan.
Ø  Berlatih monolog dengan cerita berganti-ganti.
Ø Berlatihlah tanya jawab bebas dengan memerhatikan ketepatan mimik dan pantomimik. Usahakan dengan cara yang spontan.

3.     Teknik Pemunculan Pemain Drama
            Ada beberapa teknik dalam pemunculan pemain drama di antaranya adalah sebagai berikut:
1.     Teknik muncul, artinya pemain muncul pertama kali pada suatu adegan. Teknik ini bertujuan untuk menciptakan kesan pertama penonton kepada watak yang dilakonkan. Tekniknya dengan memberikan jeda (berhenti sejenak) sebelum masuk ke panggung.
2.     Teknik memberi isi, artinya teknik memberi hidup dengan cara menonjolkan emosi dan pikiran di balik kalimat-kalimat yang diucapkan dan perbuatan yang dilakukan. Teknik ini menggunakan pengucapan dan gerak anggota badan dan mimik. Termasuk di dalamnya adalah teknik memberi dinamik, nada, dan tempo.
3.     Teknik pengembangan, artinya memelihara tingkat pengembangan bagian cerita menuju puncak secara baik dan tepat. Teknik pengembangan dicapai dengan menaikkan volume suara, menaikkan tinggi suara, menaikkan tempo, mengurangi volume, nada, dan tempo. Teknik pengembangan dengan jasmani melalui: meninggikan posisi tubuh, dengan berpaling, berpindah tempat, melakukan gerakan dengan wajah.
4.     Teknik membina puncak-puncak, artinya menahan perkembangan cerita untuk tidak melebihi bagian puncak cerita. Teknik dilakukan dengan cara: dengan menahan emosi, dengan menahan reaksi, menahan suara, gerak dan emosi, dengan teknik bersama pemain lain menuju puncak adegan, dan dengan penempatan pemain secara bergantian di panggung.
5.      Teknik timing, artinya menyelaraskan antara gerak dengan kata atau kalimat yang diucapkan berdasarkan waktu tertentu.

4.     Memerankan drama
            Sebagai peraga cerita, aktor termasuk seniman unik. Kegiatan yang dapat di lakukan hanya melihat permainan teman atau lawan perannya. Itupun tidak dapat di lakukan dengan bebas karena dia sendiri terlibat dalam perpermainan itu. Jadi, hasil karya seorang aktor adalah peragaan cerita. Dalam memperagakan cerita itu pemain melakukan perbuatan akif yang di sebut akting. Oleh karena itu dapat di katakan bahwa hasil karya aktor adalah akting.

            Memanfaatkan potensi diri itu tentu tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus dengan giat berlatih, pelatihan dasar berikut ini dapat di lakukan oleh calon aktor diantaranya adalah sebagai berikut:
a.      Potensi tubuh
Tubuh harus bagus dan menarik. Arti bagus bukan berarti tampan atau cantik. Hal yang di maksud adalah tubuh harus lentur, sanggup memainkan semua peran dan mudah di arahkan.
b.      Potensi dria
Dria adalah semua pancaindra: penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan pengecap. Semua perlu dilatih satu persatu supaya peka. Cara melatihnya, melalui dria ganda. Artinya suatu pengindraan di sertai pengindraan yang lain. Misalnya, melihat sambil mendengarkan.
c.       Potensi akal
Seorang aktor (pemeran drama) harus cerdik dan tangkas.
d.      Potensi hati
Hati merupakan landasan perasaan. Perasaan manusia amat beragam dan silih berganti. Kadang-kadang senang dan tertawa, kadang-kadang sedih dan meratap, semua berurusan dengan hati.
e.       Potensi imajinasi
Akting baru mungkin terjadi apabila dalam hati ada kehendak. Kehendak (niat) itu harus di lengkapi imajianasi (membvayangkan sesuatu).
f.       Potensi vokal
Aktor mengucapkan kata-kata yang di rakit menjadi kalimat-kaliamat untung mengutarakan perasaan dan pikirannya. Kata di ucapkan dari mulut. Jadi, mulut menghasilkan suara. Suara dari mulut yang menyembunyikan kata-kata itu di sebut vokal.naktor harus mempunyai suara vokal kuat agar kata-kata yang di ucapkan jelas.
g.      Potensi jiwa
Seorang aktor harus mampu memerankan tokoh dengan penjiwaan. Artinya ia harus berusaha agar jiwanya melebur dalam tokoh yang di perankan. Penjiwaan ini dapat di bangkitkan dengan pengalaman dan pengamatan. Misalnya seorang tokoh dapat memerankan tokoh sedih dengan penuh penghayatan karena di berpengalaman merasakan sedih atau pernah mengamati orang bersedih.





                                                                                         



BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
            Drama berasal dari kata yunani yaitu draomai yang berarti berbuat, bertindak, berkreasi,dan sebagainya. Jadi kata drama dapat di artikan sebagai perbuatan atau tindakan. Secara umum pengertian drama adalah karya sastra yang di tulis dalam bentuk dialog dengan maksud di pertunjukan oleh aktor.
Ø  Lafal
Lafal adalah cara pengucapan bunyi bahasa, baik yang berupa kata, kelompok kata,maupun kaliamat. Melalui lafal pemain drama dapat menyampaikan pesan, untuk itu pemain harus mampu menjaga pelafalannya.
Ø  Intonasi
Intonasi adalah musik kalimat, yaitu ketepatan penyajian tinggi rendahnya suara nada. Intonasi membantu mengungkapkan ekspresi kejiwaan.
Misalnya: Untuk ekspresi marah maka intonasi suara meninggi.
Ø  Mimik/Gerak-gerik
Ø  Mimik ada tiga macam di antaranya adalah :
·         Mimik Adalah gerak-gerik wajah atau raut muka
·         Pantonim Adalah gerak-gerik tubuh.
·         Pantomimik Adalah gabungan dari mimik dan pantonim.
2.      Kritik
            Sebagai mahluk yang dhoif kami sebagai penyusun tidak luput dari lupa dan salah karena itu mutlak sifat manusia, oleh karena kritik dan saran dari berbagai pihak terutama guru, akan kami jadikan sebuah motifasi.

3.      Saran
            Di tinjau dari katanya drama yang berarti berbuat, bertindak, berkreasi, dan sebagainya akan lebih mengerti dan paham jikalau dalam pembelajaran  ini di praktekan suatu saat nanti, Sebagai puncak dari pembelajaran.



DAFTAR PUSTAKA



Ø Id.m.wikipedia.org/wiki/pantonim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar